Ekspor Cengkeh NTB, Dubairelawankita.com – Kabar baik datang dari dunia pertanian Indonesia.
Untuk pertama kalinya, cengkeh asal Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil menembus pasar internasional, tepatnya kota Dubai, Uni Emirat Arab.
Langkah ekspor perdana ini menandai babak baru dalam upaya meningkatkan nilai ekonomi komoditas rempah daerah dan memperluas pasar produk unggulan lokal ke level global.
Dengan potensi agrikultur yang besar dan dukungan pemerintah daerah, NTB mulai menunjukkan tajinya sebagai salah satu pusat produksi rempah Nusantara.
Ekspor ke Dubai bukan hanya simbol perdagangan, tetapi juga bukti nyata bahwa produk pertanian Indonesia bisa bersaing di pasar dunia.
Awal Mula Ekspor: Kolaborasi Pemerintah dan Petani
Ekspor cengkeh NTB ini merupakan hasil kerja sama sinergis antara Dinas Perdagangan NTB, pelaku usaha lokal, dan petani dari Lombok hingga Sumbawa.
Prosesnya dimulai dengan program pembinaan kualitas hasil panen agar memenuhi standar ekspor internasional, terutama dari sisi kadar air, ukuran biji, dan aroma khas.
Kepala Dinas Perdagangan NTB menjelaskan bahwa program ini sudah direncanakan sejak tahun sebelumnya, melalui pelatihan pengolahan pasca-panen dan kemitraan dengan eksportir nasional.
Hasilnya, NTB berhasil mengirimkan ratusan kilogram cengkeh berkualitas premium ke Dubai dengan nilai transaksi yang menjanjikan.
“Ini bukan hanya tentang penjualan produk, tapi tentang membangun kepercayaan global terhadap kualitas rempah NTB,” ujar Kepala Dinas Perdagangan NTB.
Dubai: Pintu Masuk Strategis ke Pasar Timur Tengah
Pemilihan Dubai sebagai tujuan ekspor pertama bukan tanpa alasan.
Kota ini dikenal sebagai pusat perdagangan internasional di kawasan Timur Tengah, dengan infrastruktur logistik dan sistem distribusi yang canggih.
Dubai juga memiliki hub pasar rempah terbesar di dunia, yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa.
Dengan menembus pasar ini, cengkeh NTB tidak hanya diperkenalkan ke Uni Emirat Arab, tetapi juga berpotensi menjangkau negara lain seperti Arab Saudi, Oman, dan Mesir.
“Dubai adalah gerbang emas untuk ekspor komoditas pertanian Asia Tenggara,” ujar seorang analis perdagangan dari ITPC Dubai.
Kehadiran produk cengkeh dari Indonesia di pasar tersebut menjadi langkah strategis untuk memperluas brand rempah Nusantara di kancah global.
Potensi Cengkeh NTB di Pasar Dunia

Cengkeh merupakan salah satu rempah unggulan Indonesia yang sudah dikenal sejak abad ke-16.
Namun selama ini, produksi besar lebih banyak terkonsentrasi di daerah seperti Maluku, Sulawesi, dan Sumatera Utara.
Kini, NTB mulai menonjol sebagai pemain baru dalam produksi cengkeh berkualitas ekspor.
🌱 Data Produksi Cengkeh NTB (2024):
- Luas lahan: ± 6.000 hektar
- Produksi tahunan: ± 4.500 ton
- Sentra utama: Lombok Timur, Dompu, dan Bima
- Kadar minyak atsiri: rata-rata 16–18% (standar ekspor >15%)
Keunggulan cengkeh NTB terletak pada aroma yang kuat dan warna biji yang cerah, dua faktor penting yang dicari oleh pasar global.
Selain untuk industri rokok kretek, cengkeh NTB juga diminati sektor kosmetik, farmasi, dan kuliner Timur Tengah.
“Cengkeh NTB memiliki karakter aroma khas yang sulit ditemukan di daerah lain,” kata salah satu eksportir di Lombok Timur.
Dampak Ekonomi bagi Petani Lokal
Ekspor perdana ini membawa angin segar bagi petani NTB yang selama ini bergantung pada pasar domestik dengan harga fluktuatif.
Dengan harga ekspor yang lebih stabil, petani kini memiliki peluang meningkatkan pendapatan hingga 30–40%.
Pemerintah daerah juga menargetkan agar dalam dua tahun ke depan, ekspor rutin dilakukan setiap kuartal.
Selain itu, adanya permintaan internasional mendorong modernisasi proses pasca-panen, termasuk penggunaan alat pengering otomatis dan penyimpanan berstandar ekspor.
Program ini juga membuka peluang bagi generasi muda NTB untuk terlibat dalam sektor pertanian modern, dengan pendekatan teknologi dan digitalisasi rantai pasok.
“Anak muda tidak lagi malu jadi petani jika hasilnya bisa tembus pasar luar negeri,” ujar salah satu petani muda dari Dompu.
Dukungan Pemerintah dan Strategi Ke Depan

Kesuksesan ekspor cengkeh ke Dubai tidak terlepas dari dukungan lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, bea cukai, hingga Kementerian Perdagangan.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.
Pemerintah NTB berkomitmen memperluas ekspor komoditas lain seperti kopi, madu, dan kelapa ke pasar Asia dan Timur Tengah.
🚢 Rencana Jangka Menengah (2025–2028):
- Meningkatkan volume ekspor cengkeh hingga 5 kali lipat.
- Membentuk koperasi ekspor petani cengkeh NTB.
- Mengembangkan pusat pengemasan dan sertifikasi halal untuk ekspor Timur Tengah.
- Bekerja sama dengan pelaku UMKM untuk menciptakan produk turunan seperti minyak cengkeh dan bumbu instan siap pakai.
Langkah-langkah ini diharapkan bisa menjadikan NTB sebagai salah satu provinsi eksportir rempah unggulan Indonesia.
Tantangan yang Masih Dihadapi
Meskipun capaian ini membanggakan, ada sejumlah tantangan yang masih perlu diatasi:
- Keterbatasan fasilitas logistik dan pelabuhan ekspor langsung dari NTB.
- Kualitas panen belum seragam karena sebagian petani masih menggunakan teknik tradisional.
- Ketergantungan pada eksportir pihak ketiga, sehingga margin keuntungan petani masih kecil.
Namun, pemerintah daerah berjanji akan memperkuat infrastruktur ekspor langsung dari Pelabuhan Lembar agar rantai distribusi lebih efisien dan transparan.
“Kita ingin nilai tambahnya tidak berhenti di luar negeri, tapi kembali ke petani NTB,” tegas Gubernur NTB dalam konferensi pers.
Respon dari Pasar Internasional
Setelah pengiriman perdana ke Dubai, respon dari importir di Uni Emirat Arab sangat positif.
Mereka menilai kualitas cengkeh NTB sebanding dengan produk premium asal Zanzibar dan Sri Lanka, bahkan lebih unggul dari sisi aroma.
Hal ini membuka peluang untuk kontrak ekspor lanjutan dalam volume lebih besar.
Beberapa negara tetangga seperti Qatar dan Bahrain juga mulai menyatakan minat untuk menjajaki kerja sama serupa.
“Kami melihat potensi besar dari Indonesia, terutama NTB, dalam menyediakan rempah alami yang berkualitas tinggi,” ujar perwakilan importir Dubai Spice Market.
Dari Rempah ke Branding Daerah
Lebih dari sekadar ekspor, keberhasilan ini juga mengangkat branding NTB sebagai daerah rempah premium.
Langkah ini sejalan dengan upaya nasional untuk membangkitkan kembali kejayaan rempah Indonesia yang dulu dikenal dunia.
Produk cengkeh kini bukan hanya komoditas mentah, tapi bisa diolah menjadi produk bernilai tambah seperti:
- Minyak cengkeh esensial,
- Sabun aromaterapi,
- Lilin spa herbal,
- Bumbu masak ekspor.
Dengan promosi digital melalui marketplace internasional seperti Alibaba dan Tradeling, cengkeh NTB kini punya peluang menembus pasar global secara berkelanjutan.
Kesimpulan

Ekspor perdana cengkeh NTB ke Dubai bukan hanya pencapaian ekonomi, tapi juga simbol kebangkitan pertanian Indonesia di kancah dunia.
Langkah kecil ini membuka pintu besar menuju transformasi agrikultur modern, mandiri, dan berdaya saing global.
Dengan dukungan semua pihak — petani, pemerintah, dan sektor swasta — NTB kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi “Pulau Rempah Baru” di era modern.
“Dari tanah Lombok dan Sumbawa, aroma rempah Nusantara kini mewarnai langit Dubai.”

Recent Comments